Jendral TNI dan Polisi Dapat Peringatan, Prabowo Nyatakan Perang Lawan Mafia Tambang
Jakarta, Lembarfakta.com – Suasana Sidang Tahunan MPR RI di Senayan mendadak tegang ketika Presiden Prabowo Subianto berdiri tegak di podium, mata tajam menatap seluruh hadirin. Suaranya menggelegar memecah keheningan ruangan, membawa pesan yang membuat bulu kuduk merinding.
“Saya beri peringatan apakah ada orang-orang besar, orang-orang kuat, jenderal-jenderal dari manapun. Apakah jenderal dari TNI atau jenderal dari polisi atau mantan jenderal, tidak ada alasan kami akan bertindak atas nama rakyat!”
Kalimat itu bukan sekadar ancaman kosong. Di balik tatapan dingin sang Presiden, tersimpan tekad membara untuk memberantas praktik pertambangan ilegal yang telah menggerogoti kekayaan bangsa selama bertahun-tahun.
Data yang dipaparkan Prabowo bagaikan tamparan keras bagi kesadaran bangsa. Berdasarkan laporan yang diterimanya, tidak kurang dari 1.063 tambang ilegal beroperasi di bumi Indonesia. Angka yang fantastis dan mencengangkan.
Lebih mengejutkan lagi, kerugian negara yang ditimbulkan mencapai Rp300 triliun, sebuah nominal yang bahkan sulit dibayangkan oleh akal sehat. Uang sebesar itu seharusnya bisa membangun infrastruktur negeri, menyejahterakan rakyat, atau membiayai pendidikan anak bangsa.
“Saya minta dukungan seluruh MPR. Saya minta dukungan seluruh partai politik untuk mendukung ini demi rakyat kita,” desak Prabowo dengan nada memohon sekaligus menuntut.
Momen paling dramatis terjadi ketika Prabowo, dengan keberanian yang patut diacungi jempol, menyinggung partai yang dipimpinnya sendiri – Gerindra.
Tidak ada basa-basi, tidak ada diplomasi politik. Yang ada hanya ketegasan seorang pemimpin yang menempatkan kepentingan rakyat di atas golongan.
“Anda laporkan saja karena walaupun kau Gerindra tidak akan saya lindungi,” tegas Prabowo dengan suara yang tidak mengenal kompromi.
Pernyataan ini bagaikan petir di siang bolong. Seorang ketua umum partai yang dengan tegas menyatakan tidak akan melindungi anggotanya sendiri jika terbukti melanggar hukum – sesuatu yang jarang terlihat dalam panggung politik Indonesia.
Namun, Prabowo juga membuka pintu ampunan. Bagi mereka yang terlanjur terlibat, masih ada kesempatan untuk menjadi justice collaborator, bekerja sama dengan penegak hukum untuk mengungkap praktik ilegal yang lebih besar.
Sebagai mantan prajurit yang berpengalaman, Prabowo memahami betapa kompleksnya persoalan tambang ilegal di daerah. Tidak jarang, aparat penegak hukum lokal memiliki kedekatan atau bahkan keterlibatan dengan para pelaku.
Untuk itu, ia telah memerintahkan Panglima TNI dan Kapolri menggunakan strategi khusus: menerjunkan pasukan dari luar daerah untuk melakukan penertiban.
“Kalau ada yang berani saya telah perintahkan Panglima TNI dan Kapolri. Kalau Anda mau ke provinsi ini pakai pasukan dari provinsi lain jangan-jangan ada anak buahmu di kebun-kebun itu,” ungkap Prabowo dengan nada yang penuh perhitungan strategis.
Sidang Tahunan MPR RI pada Jumat (15/8/2025) itu akan dikenang sebagai momentum bersejarah. Hari ketika seorang Presiden berani menyatakan perang terbuka terhadap mafia tambang, tanpa pandang bulu, tanpa pilih kasih.
Prabowo Subianto telah menunjukkan wajah kepemimpinan yang tegas, berani, dan tidak mengenal kompromi dalam menegakkan keadilan. Pertanyaannya kini: akankah tekad ini bertahan menghadapi berbagai tekanan dan godaan yang pasti akan datang?
Rakyat menunggu, bangsa berharap. Indonesia membutuhkan pemimpin yang tidak hanya pandai berjanji, tetapi juga berani bertindak. Hari ini, Prabowo telah membuktikan bahwa ia siap memikul beban itu di pundaknya. (fr)